Wednesday, September 7, 2011

Class Of 2010 Chapter 2 : New Students Part 4

Sesampainya di rumahku, kami langsung menuju kamarku yang terletak di lantai 2.
"Hhhh....capek..." keluhku sambil meletakkan tas-ku di meja belajar.
"Waaaah....kamar lo pewe banget Nis. Designnya bagus, interiornya juga di tata rapi." Puji Saras.
"Masih pewe-an kamar Icha kali, ada TV-nya." Kataku.
"Ya elah Nis, TV doang. hahaha" Celetuk Ochan.
"Eh, dari kalian ada yang tampil buat Saturday Night Live?" Tanya Ochan.
"Nisa tuh." Kata Virsa.
"Saras, Icha, Astrid, Shifa, sama Cica juga ikut." Kataku.
"Lo tampil sama siapa Nis?" Tanya Ochan lagi.
"Sama Dilla, Obin, Ais." Kataku lagi sambil memainkan laptopku.
"Ehem ehem, ciee......" Kata Manda.
"Lha kok jadi ciee ciee-an?" Kataku heran dan berhenti memainkan laptopku.
"Yaaa kan kalian ber-4, pas banget. Dilla-Obin, lo-Ais. Hahahaha" Kata Manda bercanda.
"Apaan dah....hahahhaa" Kataku lalu mengabaikan lelucon tersebut.
"Oh iya, kan kalian mau tampil. Gue saranin lo latihan se-maksimal mungkin. Soalnya si Andrea itu selektif banget." Saran Ochan.
"Tapi feeling gue nggak enak, soal Saturday Night Live minggu ini. Apalagi yang naganin mereka ber-3. Salah satunya anak yang punya sekolah ini. She can do whatever she want." Kataku.
"Tapi gue nggak suka ah. Mentang-mentang anak yang punya sekolah ini, dia bisa ngelakuin apapun seenak jidatnya. Gue aja yang anak Presiden aja biasa aja." Kata Icha sebal.
"Ca........" Kata Saras sambil memandang Icha. Lalu kami semua tertawa.
"Dia mirip kayak cewek-cewek sok yang ada di film-film itu." Kataku.
"Eh Nis, gue mau online twitter ya." Kata Ochan.
"Yaudah, tapi lo bukanya di web aja ya. Gue online dari TweetDeck soalnya." Kataku.
"Sip." Kata Ochan.
"Eh, kalian mau minum apa?" Tanyaku.
"Apa aja yang manis dan dingin." Kata Cica.
"Oke. Eh, pada belom makan siang kan?" Tanyaku lagi.
"Mmmm......belom." Kata Shifa.
"Oke, kalo gitu kita makan . Entar gue bawa kesini makanannya." Kataku lagi.
"Thanks Nis." Kata Shifa.

Tak lama kemudian aku datang membawa makanan dan minuman. Setelah mencuci tangan, kami segera menyantap makan siang yang sudah aku sediakan. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Teman-temanku segera pulang ke rumah mereka masing-masing.

Setelah mandi, sholat, dan makan malam, aku kembali ke kamarku lalu aku teringat pesan Dilla untuk online MSN atau Skype. Aku pun segera sign in Skype dan MSN.
"Halo?" Kataku, menjawab telepon Rahma di Skype.
"Wey, lama amat lo onlinenya" Kata Rahma.
"Sorry, tadi pada main kesini. Baru aja mereka pada pulang jam 5 tadi." Jelasku.
"Yaudah, udah pada nunggu tuh. Join aja di confe call." Kata Rahma.
"Oke." Kataku.
"Sorry Guys, udah pada nunggu ya?" Kataku meminta maaf di confe call.
"Iya daritadi, kemana aja sih lo?" Tanya Dilla.
"Iya nih, gue capek tau nungguinnya." Kata Obin.
"Udahlah, yang penting Nisa udah online kan. Lanjut ke pembicaraan tadi." Kata Ais.
"Gini NIs, karena kita kedatangan murid baru, kita pengen ngomongin mereka di blog kelas." Jelas Miftah.
"Seriusan??" Kataku kaget.
"Iyalah." Kata Obin.
"Maksud gue lo mau cari masalah sama mereka?" Tanyaku.
"Lho, kita kan cuma mau ngomongin hal-hal yang baik dari mereka. Kita nggak cari masalah kok, ngapain juga kita nyari masalah?" Jelas Ais
"Iya gue tau maksud kalian. Kalian ngomongin yang positif doang kan. Tapi......" Aku pun bingung dan berhenti berbicara.
"Tapi kenapa?" Tanya Dilla.
"Nggak, nggakpapa kok. Oke kita ngebahas mereka." Kataku.

Sekilas aku teringat masa laluku. Waktu aku dan Andrea bersahabat. Saat itu ia mencampakkanku di depan sahabat barunya itu. Aku tidak ingin kejadian yang ku alami tersebut, terjadi kepada teman-temanku.

Tak lama kemudian Virsa dan Ochan join confe call kami. sekitar 2 jam kami mendiskusikan hal itu. Miftah, Rahma, Ochan, dan Virsa sudah terlebih dahulu sign out. Yang tersisa hanya tinggal aku, Ais, Obin, dan Dilla.
"Nis, lo kenapa sih?" Tanya Obin.
"Iya. Semenjak kita ngomong mau ngebahas tentang 3 cewek itu di blog kelas, lo jadi agak berubah." Sambung Ais.
"Iya, ada apa sih?" Tanya Dilla.
"Berubah apaan? Enggak kok, gue biasa aja." Jawabku.
"Engga....ada yang beda." Kata Dilla.
"Eh, gue dipanggil kakak gue. Sebentar ya, jangan pada off dulu." Kataku.
Lalu aku pun turun ke bawah dan menghampiri kakakku.

Sesampainya aku dibawah, aku melihat Andrea, Leticia, dan Julie sedang berada di ruang tamu. Karena aku takut, aku langsung menghampiri kakakku yang berada di ruang keluarga.
"Kak, mereka ngapain kesini?" Tanyaku dengan nada sedikt berbisik.
"Nggak tau, mereka nyari kamu." Jawab Aldy.
"Iya, iya." Kataku sambil berjalan ke ruang tamu.
"Mmm......ada perlu apa ya kalian kesini?" Kataku.
"My best friend!!!!!" Kata Andrea sambil memelukku.
"I miss you so much!" Kata Andrea sambil melepas pelukannya.
"I...i...iya..ada apa?" Kataku setengah bingung.
"Kita cuma mau ngsih ini." Kata Leticia sambil memberiku sebuah kotak.
"Ini sebagai tanda damai kita waktu kejadian di Amerika." Jelas Julie.
"Oh...yang itu, nggak usah repot-repot. Lagi pula gue juga udah maafin kalian kok." Kataku.
"Udah terima aja." Kata Andrea.
"Kita balik ya, faaaah...." Kata Leticia.
"I,iya. Dahh." Kataku bingung.

Lalu aku pun kembali ke ruang keluarga dan disana, aku mendapati kakakku sedang tercengang.
"Kak? Aldy? Kalian nggakpapa kan?" Kataku sambil menjentikkan jari.
" Wiiiiw." Kata Adhan.
"Unbelieveable yah..." Kata Aldy.
"Ini beneran buat kamu Dek?" Tanya Adhan.
"Aku juga nggak tau, aku aja bingung." Kataku bingung.
"Bingung kan? Pegangan cuy." Celetuk Aldy.
"Pengen banget gue pegangan ha?" Kataku.
"Apaan sih....lawak lo ah." Kataku sambil berjalan kembali ke kamarku.
Sesampainya di kamar, aku langsung melanjutkan pembicaraanku dengan Dilla, Obin, dan Ais.
"Halo?" Masih pada melek kan?" Kataku di confe call.
"Si Dilla udah tidur. Jadi tinggal ber 3 doang. Lama amat sih lo?" Kata Ais.
"Sorry, sorry...." Kataku meminta maaf.
"Terus sekarang ngapain?" Tanya Obin.
"Emang udah selesai kan kita ngomonginnya?" Tanyaku.
"Mmmm....menurut gue kayaknya udah." Kata Ais.
"Astaga....kenapa nggak bilang daritadi coba? Yaudah, gue off duluan ya. Bye." Kataku kepada Ais dan Obin.
"Bye." Kata mereka serempak.


----------------------TO BE CONTINUED------------------

No comments:

Post a Comment